Saat Anda tertarik untuk masuk ke dalam sebuah toko, resto, tak bisa
dipungkiri hal pertama yang Anda lihat adalah etalasenya. Bila menarik
hati, kemungkinan besar untuk masuk, cari tahu lebih banyak, akan lebih
besar. Begitu pun dengan produk berbasis teknologi yang akan diluncurkan
atau diperkenalkan kepada pasar. Pertama kali, tampilan dan desain akan
menjadi sebuah magnet tersendiri untuk pertama kali mencoba dan ingin
tahu.
Tetapi ternyata, Richard Fang, founder dari Weekend.Inc, mengatakan
desain tidak semata-mata harus cantik, “cantik juga lama-lama akan
bosan,” begitu ujarnya saat membuka sesi ke dua Dev Class 2014, di Hotel
Amaris, Mangga Dua Square beberapa waktu lalu.
Sesi diskusi ini dibuka dengan prinsip dasar, mengapa desain UI (User
Interface) dan UX (User Experience) penting bagi startup. Sebab hal
inilah yang akan menentukan bisnis startup selanjutnya. Menurut Richard,
dalam mendesain UI harus juga sudah mempunyai gambaran tentang UX.
“Mendesain itu bukan murni teknis, namun ada seninya dan juga empati
di situ. Sebagai contoh jika startup layanannya berupa crowdsfunding
yang mengajak orang untuk menyumbang pembangunan sekolah rusak di desa
terpencil, berusahalah berempati kepada orang-orang yang bersekolah di
kondisi sekolah yang rusak atau bocor. Dengan begitu pesannya sampai dan
menyentuh hati pengguna, ”ujarnya.
Ia pun menganalogikan UI sebagai sebuah cangkir kopi, bagaimana
pengguna melihat dan memahami produk. Sedang UX menurut Richard adalah
ketika pengguna menyentuh dan berinteraksi dengan cangkir kopi itu.
“Pengalaman yang dirasakan pengguna saat ia berinteraksi dengan cangkir
tersebut, apakah pegangannya terasa pas di tangan dan sebagainya.
Sedangkan produk Anda itu kopinya,” ujarnya panjang lebar.
Dalam mendesain, Richard memberikan sebuah contoh dari teori
Psikologi terkenal dari Abraham Maslow, Hierarchy of Needs. Konsep teori
tentang lima dasar kebutuhan manusia yang digambarkan melalui piramida.
Di bagian paling dasar adalah kebutuhan dasar manusia seperti bernapas,
makan, minum, seks dan sebagainya. Meski manusia harus memenuhi
kebutuhan dasarnya untuk hidup, ia juga mengejar kebutuhan lain yang
sifatnya mengerucut menjadi tujuan yang lebih tinggi seperti rasa aman,
cinta, kepercayaan dan pada puncak teratas aktualisasi diri.
Teori psikologis yang dicetuskan tahun 1943 oleh Maslow, ini juga
dapat diterapkan dalam psychogy of web desain. Konsepnya sama, selain
memenuhi kebutuhan paling mendasar fungsional dalam mendesain sebuah
produk, seorang desainer harus memenuhi hirarki kebutuhan di atasnya
seperti. paling besar dan menempati piramida terbawah adalah bisa
diandalkan, kegunaan, kecakapan, dan paling atas kreativitas.
Richard juga menekankan untuk tidak memikirkan fitur-fitur saat
mendesain, tetapi lebih kepada kebutuhan pengguna. Keuntungan yang
dirasakan pengguna. Ia juga menyarankan untuk memelajari desain-desain
lain dan temukan keunggulan dan kelebihan dari desain tersebut. Alasan
pengguna menyukainya, dan hal yang membuat produk mereka dari sisi
desain sangat diminati massa.
Terakhir sebelum menutup ia menambahkan perhatikan hal-hal detail,
jangan terburu-buru dalam meluncurkan produk. “Misalnya saja tipografi
menjadi hal yang sering sekali terlewatkan.”
Sedangkan untuk kelengkapan platform, serta waktu yang tepat untuk
meluncurkan versi mobile dan tablet, ia menyerahkan keputusan tersebut
pada founder. “Disesuaikan saja dengan kebutuhan dan bisnis.”
Sumber: http://dailysocial.net/post/richard-fang-desain-apik-dan-cantik-saja-belum-cukup
Desain yang baik bukan cuma sekedar cantik, cathy secara visual. Tapi lebih dari itu yakni mampu mengkomunikasikan gambar, menyampaikan pesan yang tepat pada target konsumen sehingga muncul citra positif dan berkeinginan menjadi 'pelanggan fanatik' anda di masa depan.Untuk itulah kami hadir. Menjadikan desain sebagai duta penyampai pesan yang efektif dan efisien. Anda tertarik? Kami ada untuk anda. HUB : 085398592273 Terima kasih
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar